The-Maczman.com, Makassar - Andi Ramang mulai memperkuat PSM Makassar di tahun 1947- 1960.
Tahun 1962 Sang Legenda kembali, tapi pamornya sudah berkurang. Pada tahun 1968, dalam usia 40 tahun, Ramang bermain untuk terakhir kalinya membela kesebelasan PSM di Medan, yang berakhir dengan kekalahan.
Ramang pernah menyebut bahwa pemain sepak bola sepertinya tidak lebih berharga dari kuda pacuan. "Kuda pacuan dipelihara sebelum dan sesudah bertanding, menang atau kalah. Tapi pemain bola hanya dipelihara kalau ada panggilan. Sesudah itu tak ada apa-apa lagi," katanya dengan kecewa.
Setelah pensiun Sang Legenda menjadi pelatih PSM dan Persipal Palu pernah ia tangani. Tetapi, menjadi pelatih sepak bola ternyata tidak mudah bagi seorang tamatan Sekolah Rakyat seperti Ramang. Ia kemudian harus disingkirkan pelan-pelan hanya karena ia tidak memiliki sertifikat kepelatihan.
Dalam melatih, Ramang hanya mengajarkan pengalamannya ditambah dengan teori yang pernah ia dapatkan dari mantan pelatih PSSI, Tony Pogacknic, yang ia sangat hormati.
Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA), melalui sebuah artikel diunggah dalam situs resminya (www.fifa.com), mengenang kehebatan Ramang tepat pada peringatan ke-25 tahun kematiannya pada tahun 2012. Ramang yang meninggal pada 26 September 1987, disebut seperti tertulis dalam judul artikel tersebut, sebagai "Orang Indonesia yang Menginspirasi Puncak Sukses Tahun 1950-an (Indonesian who inspired '50s meridian)".
Tenang di Alam sana Legenda
Doa kami menyertaimu Al Fatiha 🙏
Komentar