The-Maczman.com, Makassar - Pekan pertama Liga 1 2017 antara tuan rumah PSM Makassar melawan Persela Lamongan menjadi ajang perkenalan suporter PSM dan gelandang muda M. Arfan.

Regulasi yang mewajibkan untuk memainkan 3 pemain U-23 membuat namanya masuk sebagai starting eleven bersama Asnawi Mangkualam dan Reva Adi Utama. Arfan memulai debutnya untuk menggantikan pemain muda lainnya yang dibekap cedera saat itu, Ridwan Tawainella.

Sayup-sayup terdengar pesimisme dari suporter PSM saat namanya disebut oleh MC pertandingan. Masih banyak yang merasa asing dengan pemain kelahiran 22 Januari 1996 ini. Pasalnya, Arfan belum pernah bermain di level senior, berbeda dengan Reva Adi Utama yang sejak ISC 2016 telah bermain reguler di PSM dan Asnawi Mangkualam yang memperkuat Persiba senior di turnamen yang sama.

Seketika keraguan suporter PSM padanya lenyap dengan sendirinya. Dia bermain penuh determinasi untuk meredam lini tengah Persela dan membantu PSM unggul 3-0 di babak pertama. Permulaan yang membangkitkan optimisme suporter untuk meraih gelar juara dengan permainan yang ciamik dan bakat-bakat muda yang membanggakan.

Keesokan harinya pujian pada pria kelahiran Makassar ini viral di media sosial. Kalimat "Syamsul belum habis, sudah ada Rasyid Bakri. Rasyid Bakri masih jaya, sudah ada Asnawi dan Arfan" masih mudah ditemui di sosial media hingga sekarang.

Kini pemain bernomor punggung 15 ini menjadi pemain muda favorit suporter PSM. Hasil dari polling menempatkan dirinya unggul dari pemain muda lainnya dengan persentasi diatas 50%.  

Bahkan setelah regulasi U-23 ditangguhkan sementara, dirinya masih terus diberikan kepercayaan bermain. Dia berhasil menembus persaingan di lini tengah PSM yang dinilai paling mentereng di kompetisi tahun ini. M. Arfan telah sejajar dengan punggawa lini tengah PSM lainnya seperti Wiljan Pluim, Marc Klok, Syamsul Haeruddin, Rizky Pellu, dan Asnawi Mangkualam.

Hingga pekan ke-20 Liga 1 2017, Arfan telah bermain sebanyak 17 kali. 14 diantaranya sebagai starting eleven. Prestasi yang luar biasa untuk seorang pemain muda yang baru naik level ke tim senior.

Awal Karir

Kemahirannya mengolah si kulit bundar tidak didapatkannya dengan instan. Sejak di bangku SMP, Arfan muda telah berlatih dengan serius mengasah bakatnya.

"Saya masuk SSB (Hasanuddin) sejak di bangku SMP. Disitulah saya terus latihan. Pulang sekolah hanya taunya latihan bola", ujarnya.

Arfan mulai menuai hasil kerja kerasnya pada tahun 2016. Dirinya dipercaya mengemban ban kapten di PSM junior pada turnamen ISC U-21 2016 lalu. 

Kemampuannya menggalang lini tengah di tim Ramang Muda membuka pintu seleksi untuk naik ke level senior. Dia dipanggil untuk berlatih bersama tim senior saat persiapan mengarungi Liga 1 2017. Penampilan perdananya di latihan langsung menuai pujian dari pelatih Robert Albert dan memboyongnya ke Bali untuk menjalani pemusatan latihan pramusim.

Gaya bermainnya yang ngotot dan tak kenal lelah menjadikannya salah satu senjata PSM untuk meraih gelar juara tahun ini. Jika terus tampil konsisten, bukan tidak mungkin dirinya menjadi bukan hanya idola publik Makassar, tetapi juga idola publik sepakbola nasional.

#EwakoArfan #JanganCepatPuas

Komentar